Ku jatuhkan diriku dan menangis.
Menangis seperti belum pernah kulakukan
untuk keluargaku dan aku
Dan mereka yang kucintai
Dan semua yang terjadi
Yang mungkin terjadi
Atau tidak terjadi
Dan semua yang telah hilang.
Juli 5, 2010 oleh Wiangga
Ku jatuhkan diriku dan menangis.
Menangis seperti belum pernah kulakukan
untuk keluargaku dan aku
Dan mereka yang kucintai
Dan semua yang terjadi
Yang mungkin terjadi
Atau tidak terjadi
Dan semua yang telah hilang.
hmmm.. berat banget sepertinya bebannya..
salam
kanvasmaya…
ternyata.. dibutuhkan lebih banyak keberanian untuk hidup, daripada untuk mati.
trims. 🙂
yup yup bener itu..
klo mati hanya 2 pemikiranya..
tp klo hidup masih banyak ke dpn…
hanya 2 pemikirannya? apakah itu, mind to tell? trims
Heeem eMM . . . .
Bener banged, hidup lebih sulit dari Mati . . .
salam . .
akan kemana Qt stelah tiada nanti?? S ato N ??? hahaha wallahua’lam
yakinkah diri ini tlah bersih??
punya beban berat?just pray and tell Him what would u suppose to do
Bisa saya bantu untuk tenangkan hatimu? Hehe.. sok sok an nih..
mampir, salam kenal..
SEMANGAT!!!!!!
KEEP ON FIGHTING TILL THE END..(^_^)
thank so much mbak 🙂 i will. 🙂
yang ditulis mas wija adalah puisi saya yang di facebook, mas wija, sengaja di blog kuhilangkan bagian atasnya, karena yang diatasnya milik Poe bukan miliku. dan bermaksud menyiratkannya saja, sebab di blog ini dipublish secara umum. terimakasih ya. senang bertemu disini.
versi yang pertama tentu saja yang paling genuine dan bagi saya
dan ranjang sebagai tempat nyaman untuk menangis 😛
saat hidup hanya persinggahan, menangis mungkin sebagai pelipur, karena diciptakan air mata untuk mengadu…. karena DIA tidak pernah tidur…
wah suka puisi juga ni kayak aku,boleh lah mampir ke blogku karena juga ni aku baru belajar jadi masih amboradul ,hehheh
jika mau boleh juga ni bimbinganya..hehehhe
http://catatanketuk.wordpress.com
wah, saya juga anak baru kok 🙂 m terimakasih ya.
titik bukanlah akhir, tetapi justru awal, penanda akan ada rangkaian kata baru, kaliamat baru dan verita baru