Jiwa jauh lebih unggul daripada tubuh. Sementara Tubuh tetap di bumi, pikiran manusia mampu melesat jauh menembus langit.
Demikian, kaum esensialis yang kebanyakan para filsuf dan teolog cenderung mencela tubuh dalam pikiran-pikiran mereka yang cemerlang. Memandang tubuh sebagai musuh dan penjara bagi jiwa, mengagungkan kekuatan pikiran dan mengabaikan keberadaan tubuh.
Konflik antara tubuh dan jiwa telah berlangsung sepanjang sejarah keberadaan manusia, setua pertikaian antara surga dan neraka.
Anthony Synnott dalam The Body Social : Symbolism, Self and Society 1993 menyatakan hiper – intelektualisme tradisi kultural barat secara historis mengistimewakan jiwa atas tubuh karena pada kenyataannya, kebanyakan manusia memang kerap kesulitan dalam menghadapi keinginan dan nafsu tubuhnya. Sebagian kecil mampu bertahan memperlakukan tubuhnya sesuai dengan norma dan ajaran agama mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, sebagian lain kerap tak berdaya dan memilih memuaskan segala hasrat tubuhnya sekalipun bertentangan dengan nuraninya.
Itulah kenapa jauh – jauh hari Plato menekankan bahwa tubuh dan jiwa bukan hanya terpisah melainkan keduanya bertentangan dan tidak sama. Menurutnya, hanya dalam kematian saja, jiwa dapat dibebaskan dari keinginan dan nafsu jahat tubuh.
Adapun, Freud menggambarkan konflik pemuasan keinginan tubuh dalam bentuk konflik alam bawah sadar antara Id, super-ego dan ego, dan pertikaian antara ketiganya bahkan dapat menyebabkan penyakit jiwa tertentu.
Terlepas dari konflik tubuh dan jiwa, manusia memang cenderung kurang menghargai keberadaan tubuhnya. Pertama, jika Ia tidak dipandang sebagai penjara atau musuh dimana setiap keinginan biologisnya adalah dosa ; yang kedua, tubuh diabaikan, disalahgunakan dan diperlakukan seenaknya – kesehatan dianggap wajar dan kesempurnaan tubuh yang sesungguhnya merupakan suatu keajaiban medis, dipandang sebagai sesuatu yang biasa.
Sungguh tragis, bahwa kebanyakan orang harus jatuh sakit dahulu sebelum mereka memahami betapa berharganya tubuh itu. Tubuh tidak pernah benar-benar diperhatikan hingga akhirnya terjadi perubahan-perubahan pada tubuh secara tiba-tiba, mengalami sakit atau tubuh terancam kematian.
Justru pada saat itulah manusia memahami hakikat keberadaan tubuh dan jiwanya secara bersama-sama di dunia. Tubuh dan jiwa saling menyadari keberadaannya satu dengan yang lain dan betapa mereka saling membutuhkan untuk dapat tetap berfungsi dengan baik. Menyadari bahwa tubuhnya bukanlah musuhnya, bukan pula obyek untuk diperlakukan semena-mena, tapi sebagaimana Al- Ghazali : Tubuh adalah kendara jiwa untuk menorehkan baik buruk catatan keberadaan diri ; adalah kendara jiwa, untuk mendekatkan diri kita kepada Sang Khalik atau menjauhkannya.
By : HDW
Catatan :
Dalam hal ini pikiran merupakan bagian dari jiwa – namun beberapa sarjana membedakan antara jiwa dan pikiran.
halloo mbak..
akhirnya bisa main kesini lagi.. 🙂
halo fitri 🙂 kita ketemu tiap hari di dunia sebelah ya 🙂
Welcome back, mbak 🙂
dank je, tetet 🙂
halo mbak Wiangga, akhirnya telaga ini gak sunyi-sunyi amat^^ btw saya ini dibesarkan (jiah bahasanya) dengan pengetian Roh itu kuat dan tubuh itu lemah, memang tubuh harus dijaga tetapi bagaimanapun roh (bisa dibilang jiwa gak ya?) yang mengendalikan tubuh…. jadi dalam menjalani hidup pun menurut saya kita harus lebih memilih keinginan roh daripada keinginan daging (alias tubuh).
hehe pusing aku @_@, maaf jika gak nyambung ya Mbak, btw nice perspective Mbak^^
wah, aku juga sangat setuju denganmu, alice.. dalam keyakinanku juga begitu, hanya saja.. menurutku kita mesti lebih bersyukur atas karunia kesempurnaan tubuh kita 😉 trims komenmu yang serius ini ya alice 🙂
mens sana in corpore sano.
oh iya, hore.. mbak wiangga udah ngeblog lagi 🙂
maen sana maen sini asik sekali
hore!
gkgkgk 🙂 trims alam.
alhmdulilah dah sembuh. postingan sebelumnya sakit sih katanya.ehehe
body alias tubuh emang sangat berpengaruh dalam kehidupan kita sob…… mantappppp
Kalau sudah sakit, baru tubuh dirawat ya. Manusia memang begitu, pada dasarnya cenderung memperhatikan luaran saja tapi kurang peduli pada dalamnya. Menjaga tubuh termasuk kesehatan organ2 tubuh, adalah wujud cinta pada tubuh kita.
Artikelnya bagus ini mbak…. at least tadinya udah pengen makan ini itu tp trs ingat utk menjaga badan… hahahaa…
salam mbak Wi 😀
huwaa lama sekali tidak nongol hehe..
btw, bagaimanapun antara jiwa dan tubuh memang harus seimbang agar mampu menikmati hidup lebih indah 🙂
jiwa/pikiran digunakan untuk mengendalikan keinginan2 tubuh yang mungkin kadang melewati batas..
salam Ne 😀
huwaaa.. ya, rasanya lama sekali..
ya, betul sekali ne, jangan sibuk dengqan pikiran kita melulu.. trus lupa sama tubuh.
dan benar juga.. self control 🙂
trims ne.. very very nice to see you here..;)
Tubuh adalah bagian dari karunia Tuhan yang patut dijaga. Tetapi juga yang paling penting adalah mengisi tubuh itu dengan ruhani yang ikhlas
so true, ifan 🙂
ikhlas itu.. wah.. ilmu berat. 🙂
trims 🙂
Nice post..
I like this topic ^_^
Dalam hal ini pikiran merupakan bagian dari jiwa – namun beberapa sarjana membedakan antara jiwa dan pikiran.
Jadi mana yang benar ya?
Hai urang Bogor 🙂
Ya, kadang banyak jiwa yang gak menghargai tubuhnya sendiri, padaha seyogyanya memang jiwa mampu memanfaatkan tubuh tuk melakukan banyak hal yg baik utk kebaikan 🙂
hai, juga
wah kedatangan bos mie janda.
sukses terus usahanya, mas.
salam . 🙂
hayu atuh ka Mie Janda
alamatna: http://miejanda.com/page/13323/alamat-mj.html
ok, ntr sore kesana . yang di cibinong dekat kantor saya di pemkab cibinong. tapi kayaknya mau ke yang di depan univ. pakuan aja. kita buktikan rasanya 🙂
keren atuh deket mah bisa main.
barudak BLOGOR kadang ngumpul di MJ Pakuan.
Setiap Sabtu jam 16.00 siaran di Radio Sipatahunan
http://blogor.org
Wah, Bos mie Janda di kenal dimana-mana, jd kepingin..:)
postingannya keren mba 🙂
salam kenal yah 🙂
bahasana tingkat tinggi teh hahaha abdi mah insya alloh nya sanaos raga aya di bumi ai fikiran mah ka alloh 😀
halah, tingkat tinggi kumaha, sok aya aya bae.
biasa ieu mah saukur corat coret.
nuhun ah. 😀
aeh bade ngenalkeun blog nu pangeenggalna 😀
sumuhun abdi tos terang, meuni keren pisan 😉
tp tubuh itu nanti akan jd saksi ya, di hr penghisapan nanti. *nyambung ga ya* 😆
sukses selalu mbak Wiangga….
menone berkunjung lagi sobat……………..
oh ya sob link-nya udah menone pasang di blog ane…… ditungguu backlink-nya ya……
alhamdulillah..
mbak hesty akhirnya kembali,, 😀
syukurannya kapan, mbak? hehe..
nikmat ini.. sering kali terlupakan..
terima kasih tulisannya, mbak..
mencerahkan sekali.. ^^
“Tubuh adalah kendara jiwa untuk menorehkan baik buruk catatan keberadaan diri ; adalah kendara jiwa, untuk mendekatkan diri kita kepada Sang Khalik atau menjauhkannya”
makasih mb tlah merawikannya kembali.
salam sy mb,
mhon do’a jg atas brita duka di http://kakmila.wordpress.com/2011/01/04/semangat-sembuh-untuk-sausan/
mungkin yang ini juga berguna :
http://mimpipribumi.wordpress.com/2011/01/10/kesempatan-langka-kuliah-dengan-beasiswa-penuh/#more-3243
http://mimpipribumi.wordpress.com/2011/01/10/lowongan-kerja-di-pabrik-semen-2/#more-3234
salam kenal ya kk.
ini kunjungan pertama ane disini.
nice artikel 🙂
Salam kenal kak
kunjungan pertamax aku hehe
Semoga kita semua sehat wal afiat ya Mbak, biar bisa berkarya dan berkarya. Amin. Salam hangat dari jember;
Lho komentar saya nyangkut ya Mbak??
ayo mbak Wi update lagi..
pengen baca puisimu 😀
Wah makasih dah ke MJ
Saya kemarin nyampe ke MJ sekitar jam 2 an
Moga suatu saat kita bisa kopdar deh 🙂
Tubuh adalah harta kekayaan kita yang paling berharga…
Kayaknya ini kunjungan pertama saya nih… Salam kenal ya… 🙂
salam kenal juga,
trims for visiting 🙂
hmm…. koment saya kemakan spam yah…
but its ok… berkunjung lagi… aja.. 😀
jiwa mampu merasakan hal yang sangat dalam,
jiwa lebih berarti drpd tubuh, namun bukan berarti kepentingan tubuh harus diabaikan, sebaliknya harus tetap dijaga..
wah..jadi tau ni, thanks mba infonya